TEGAL - Tragedi Kebakaran Kapal di Pelabuhan Kota Tegal terulang kembali hal itu membuat Anggota DPRD Kota Tegal Fraksi PKB. Yusuf Al Baihaki dan Komisi 1 DPRD Kota Tegal Edy Suripno, SH, MH. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan sekaligus Ketua Komisi I DPRD Kota Tegal Kota Tegal angkat bicara.
Edy Suripno, SH, MH. Mengungkapkan kepada awak media tragedi kebakaran kapal yang ketiga kalinya harus kita sadari bersama faktornya. Hal itu disampaikan saat Rapat Paripurna DPRD Kota Tegal. Rabu, 16 Agustus 2023.
Peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, kita mengambil hikmah dari peristiwa ini, artinya inilah sebuah fakta bahwa 10 Tahun terakhir Pelabuhan Tegal itu tidak pernah ada aktivitas pembangunan kebijakan dari Pemerintah Daerah.
Kalau dulu mungkin 10 Tahun terakhir masih sepi perahunya, setelah adanya perkembangan ekonomi juragan mulai banyak membuat perahu dan semakin meningkat ekonominya, perahu semakin bertambah. Sedangkan dalam sisi penambahan perahu seperti ini tidak diantisipasi dengan penambahan pengamanan.
Dari kejadian tersebut kedepan Pemerintah Kota harus fokus untuk mengerjakan sisi keamanan di Pelabuhan Kota Tegal. Kemarin saja Hydrant kita tidak punya, akhirnya kita mengandalkan bantuan dari daerah-daerah sekitar, kemampuan daerah sekitar juga tergantung kepada kecepatan dan ketersediaan alat transportasi diwilayah pantura barat ini juga masih sangat terbatas.
Mudah-mudahan melalui Pemerintah Kota dan semua Stakeholder, kita sama-sama meminta perhatian juga kepada Pemerintah Provinsi dan Pusat bahwa Pelabuhan Tegal ini merupakan aset, dan kita mintakan ada anggaran cukup besar untuk mengelola pelabuhan.
Kejadian ini menjadi bukti bahwa pelabuhan sudah semakin berkembang, pemilik kapal sudah mulai banyak, tetapi sisi pengembangan infrastrukturnya masih sangat minim sekali.
Termasuk juga mengenai pengaturan parkir kapal, sedimentasi dipelabuhan juga selalu tinggi. Kemarin kalau sedimentasinya tidak tinggi itu kapal bisa segera mundur, kenapa korbannya banyak karena sedimentasinya tinggi jadi kapal masuk keparkiran harus ditarik, ini menjadi hambatan juga.
Yang pertama kita lakukan yaitu investigasi terhadap peristiwa tersebut, kemudian langkah-langkah apa yang harus dilakukan, koordinasi dengan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat untuk yang akan datang.Dua kejadian ini harus diantisipasi dan pembangunan harus ada disana.
Yang kedua kita perlu untuk mengkoordinasikan kepada pihak perbankan, artinya kita memberikan spirit mental kepada juragan untuk bangkit kembali dengan memberikan pinjaman lunak agar juragan pemilik kapal yang terkena dampak dapat melaut kembali.
Yang ketiga adalah usaha kerjasama dengan perusahaan asuransi, sampai hari ini asuransi kapal itu memang tidak ada. Kalau ada pihak asuransi yang dapat menjaminkan maka dapat meringankan beban para juragan. Tegas Edy Suripno.
Sementara Yusuf Al Baihaki, sebagai anggota dewan PKB pemangku dapil di daerah Tegal Barat. Menjelaskan dalam tragedi kebakaran kapal di Pelabuhan Jongor ada 52 unit kapal terbakar .
Ditaksir kerugiannya mencapai 260 Miliyar. Itu dihitung rata-rata 7 miliyar perkapal, hasil dari informasi yang dapat saya himpun dikapal yang terbakar juga ada yang sudah mengisi solar sampai 45 Ton dan sudah siap mau berangkat melaut. Tragedi puluhan kapal yang terbakar berawal dari arus pendek itu informasi yang saya dapat. Tutur Yusuf Al Baihaki. (Zaenal)