Batalkan Sosialisasi! Warga Kedungkelor Hanya Minta Ketemu Pemilik Pabrik Sepatu Bukan Candra

    Batalkan Sosialisasi! Warga Kedungkelor Hanya Minta  Ketemu Pemilik Pabrik Sepatu Bukan Candra
    Adi Sucipto tokoh warga setempat menyampaikan orasi di hadapan warga Kedungkelor yang memadati halaman balai desa tempat yang direncanakan untuk melakukan sosialisasi terkait pembangunan pabrik sepatu, Jumat (27/5/2023). Namun sosialisasi tersebut ditolak oleh warga dan minta segera dibatalkan, sebab warga hanya butuh ketemu dengan pemilik pabrik. Di tengah pengamanan personel Polres Tegal dan Kodim 0712 aksi tersebut berjalan dengan aman.

    TEGAL - Warga Dukuh Kedungsambi dan Dukuh Bojongkelor Desa Kedungkelor Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal Jawa Tengah, mendesak Kepala Desa Adi Warnoto, menghentikan atau membatalkan acara sosialisasi terkait pembangunan pabrik sepatu, Jumat (27/5/2023). Karena warga menginginkan ada komunikasi dulu dengan pemilik pabrik sepatu.

    Aksi warga ini, buntut dari aksi penolakan terkait rencana pembangunan pabrik sepatu di wilayahnya beberapa hari lalu. Personel Polres Tegal dan Personel Kodim 0712/Tegal melakukan pengamanan di lokasi agar aksi dan orasi berjalan dengan tertib.

    Orasi pun berjalan tanpa kendala, hebatnya bukan saja anak muda yang menyampaikan penolakan, emak emak sepuh dengan menenteng spanduk bertuliskan “Jangan Matikan Keadilan”, tak tanggung tanggung mengkritisi jalannya proyek pabrik sepatu dinilai tidak melibatkan warga setempat.”Tembe proyeke sing kerja wong kana-kana (Baru proyek pabriknya yang bekerja orang luar-red), ”.

    Dalam orasinya di depan warga yang memadati halaman balai desa, Adi Sucipto,  tokoh masyarakat setempat menegaskan, agar kepala desa menghentikan agenda sosialisasi yang sudah terjadwal hari ini. Karena bagaimanapun, masyarakat hanya membutuhkan bertemu dengan pemilik pabrik berkaitan dengan pembangunan pabrik sepatu ini.  

    “ Saya atas nama masyarakat berharap, kepala desa untuk tidak membukakan kunci sebab kuncinya dimana? ya ini konsultasi publik. Jadi kalau dilakukan sosialisasi seolah-olah kami setuju, kami menunggu yang punya pabrik ini siapa? Jadi kita ngomong dulu komunikasi dulu dengan yang punya pabrik setelah ada kesepakatan silahkan sosialisasi, ”.

    Adi menjelaskan, pihaknya tidak akan menghambat tapi sebaliknya mendukung dari proses awal hingga sampai saat ini, tidak ada gangguan. “Dari sejak awal posisinya sonding, aman, tidak ada   gangguan,  sayangnya setelah lahan dilakukan pengurugan kita tidak pernah ketemu dengan ownernya, ” tegasnya menambahkan, jika kepala desa tetap melakukan sosialisasi hal itu tidak berlaku.

    Masyarakat, ujar Adi, saat ini kepentingannya hanya ingin mengetahui siapa pemilik pabriknya, sehingga keberadaann Chandra yang katanya sebagai jembatan dengan pemilik pabrik diharapkan bisa memecahkan kebuntuan yang selama ini dihadapi oleh masyarakat.  

    “Kami berharap Pak Candra datang karena saya mau ngomong siapa pemilik pabrik sepatu yang sejatinya. Sebelum saya ini menjadi buruh, sebelum saya menjadi pelayan dan mungkin juga menjadi penjilat penjilatnya. Saya tak ketemu yang punya pabrik sehingga kita punya kesepakatan, ” ujarnya disambut tepuk tangan warga.

    Perijinan Nol

    Seementara itu kepada awak media, tokoh lain, Edi Macan menjelaskan, pihaknya hanya melanjutkan aspirasi masyarakat yang simple sekali hanya ingin bertemu dengan pemilik pabrik malah sebaliknya hari ini digelar acara sosialisasi.

    “ Eh apanya yang harus disosialisasikan, kami hanya butuh ketemu pemilik pabriknya itu saja. Sebab selama ini baik pembebasan lahan dan lain sebagainya kami selalu mendampingi selama dua bulan. Namun yang terjadi, mohon maaf begitu semuanya dianggap selesai komunikasi mulai tertutup.”.

    Dan setelah pihaknya menanyakan kapan pekerjaan dimulai kepada Candra dia malah menunggu belum ada perintah dari bos besar. Artinya Candra bukan bos karena menunggu perintah dari bos besarnya.  “Tiba-tiba, muncul SPK dari PT SAN untuk pekerjaan urugan lahan, namun belum ada sosialisasi PT SAN sudah mendatangkan alat berat. Sementara perijinan masih nol, kok berani mendatangkan alat ini negaranya siapa?” katanya yang menyesalkan sikap owner.

    “Kami warga Kedungkelor ramah dan sopan santun tapi punya harga diri. Tolonglah kulo nuwun yang baik cari solusi yang baik. Warga Kedungkelor siap mengawal, mendampingi sampai pabrik berdiri dan bisa produksi”  

    Sekitar pukul 14.00 WIB, bukan owner yang datang tapi Candra, yang langsung bertemu dengan perwakilan warga Adi Sucipta, kepala desa Adi Warnoto didampingi Kapolsek Warureja serta Danramil/04 Warureja serta perwakilam owner. Dalam pertemuan tersebut, intinya membahas keberadaan owner pabrik agar bisa dihadirkan dalam pertemuan berikutnya.  (Slamet Riyadi)

    pt san gubernur jateng bupati tegal polres tegal kodim 0712/tegal
    Embong Sriyadi

    Embong Sriyadi

    Artikel Sebelumnya

    Ada Rencana Apa Pemkot dan DPRD Kota Tegal...

    Artikel Berikutnya

    Kota Tegal Menjadi Tuan Rumah Seleksi Program...

    Berita terkait